Animated Hello Kitty Wink

cinta dan bintang selalu bersatu :)

my smile is sweet ^^

Rabu, 24 November 2010

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Status perusahaan
  • Status Legal : suatu badan hukum, yang memiliki sejumlah hak kewajiban
  • Pertanyaan : adakah tanggung jawab sosial moral perusahaan ?
  • Perusahaan sebagi ”pribadi” artifisial mungkin mempunyai tanggung jawab(legal dan sosial)
  • Tanggung jawab sosial perusahaan, menurut Theodora Levitt, dibedakan:
    • Tanggung jwab ekonomi : memperbesar usaha dan mendapatkan keuntungan
    • Tanggung jawab sosial : urusan negara
                       
Persoalan : dalam rangka memenuhi tanggung jawab ekonominya, terdapat konsekuensinya, yang dari segi sosial dapat merugikan masyarakat.

Argumen penentang adanya tangung jawab sosial perusahaan :
  • Tujuan bisnis = mengejar keuntungan sebesar-besarnya :perlu efisiensi
  • Membuat perhatian terpecah (target ekonomi dan sosial)
  • Biaya keterlibatan social akan memberatkan masyarakat
  • Bisnis sudah memiliki kekuatan yang memadai, tidak perlu dukungan
  • Kurangnya tenaga terampil untuk memenuhi aneka kebutuhan sosial
  • Sulit mmebuat pilihan moral dalam menjalankan tanggung jawab sosial

Argumen pendukung perlunya tanggung jawab sosial :
  • Kebutuhan dan harapan masyarakat mengalami perubahan
  • Semua manusia mempunyai tanggung jawab sosial moral (kewajiban moral)
  • Bisnis tidak boleh hanya sekedar mengeksploitasi sumber daya yang terbatas
  • Bisnis akan lebih bisa berkembang dalm lingkungan sosial yang lebih baik
  • Untuk mengimbangi kekuasan bisnis yang sudah begitu besar
  • Bisnis memilki sumbersumber daya yang berguna bagi kehidupan sosial
  • Untuk menjamin keuntungan bisnis jangka panjang

Isi tanggung jawab sosial :
Terhadap relasi primer : memenuhi semua kewajiban terhadap pihak-pihak yang terlibat langsung dengan bisnis kita.

Terhadap relasi sekunder : bertanggung jawab atas operasi dan dampak bisnis kita terhadap masyarakat dan lingkungan sosial pada umumnya.

Tanggung jawab terwujud dalam dua bentuk
·         Positif : Melakukan kegiatan-kegiatan yang bukan didasarkan pada pertimbangan untung rugi, melainkan didasarkan pada pertimbangan demi kesejahteraan sosial.
·         Negatif : Bisnis menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan tertentu, yang sebetulnya menguntungkan dari segi bisnis, tapi dari segi sosial merugikan kepentingan dan kesejahteraan sosial masyarakat.

Dari segi etika, tanggung jawab bisnis scara negatif, harus dilaksanakan yang cara positif tidak wajib
Akan tetapi, sejauh mampu dari segi ekonomi, maka dia wajib secara moral untuk sosialnya dengan cara positif

Luas dan jangkauan serta isi konkret dari tanggung jawab ini, diserahkan kepada pelaku bisnis itu sesuai situasi konkret yang dihadapinya.

Etika bisnis (kewajiban karyawan dan perusahaan)

Kewajiban karyawan terhadap perusahaan :

1. Tiga kewajiban utama :
  • Kewajiban ketaatan : Mematuhi semua aturan dan perintah serta petunjuk yang wajar dari atasannya
  • Konfidensialitas : wajib menyimpan informasi konfidensial yang telah diperoleh dalam menjalankan suatu profesi
  • Kewajiban loyalitas : mendukung tujuan perusahaan dan menghindari segala sesuatu yang merugikan kepentingan perusahaan
Kesulitan utama disini : adanya conflict of interst = konflik antara kepentingan pribadi dan kepentingan perusahaan

2. Melaporkan kesalah perusahaan?
Bila seseorang karyawan mengetahui terjadinya hal-hal yang tidak etis dalm perusahaan, bolehkah dia atau bahwak wajib melaporkannya kepada instansi lain diluar perusahaan? Dia melanggar kewajiban loyalitas atau tidak?

Syarat-syarat yang harus dipenuhi  bagi pembenaran moral atas hal itu :
  • Kesalahan perusahaan haru besar
  • Semua fakta tentang kesalahan harus jelas dan diketahui dengan baik
  • Pelaporan dilakukan semata-mata untuk mencegah terjadinya kerugian
  • Pemecahan masalah secara intern harus sudah ditempuh lebih dahulu
  • Harus ada kemungkinan real bahwa pelaporan ini membawa sukses

Kewajiban perusahaan terhadap karyawan

1. Tidak boleh mempraktekkan diskriminasi
  • Membedakan karyawan dengan alasan yang tidak relevan
  • Alasan tidak boleh diskriminasi
  • Diskriminasi dan favoritisme (kecenderungan mengistimewakan orang tertentu)
2. Menjamin kesehatan dan keselamatan kerja
Keselamatan kerja : adanya keamanan = bebas dari resiko kecelakaan
Kesehatan kerja : tempat kerja sehat = bebas dari gangguan kesehatan
Faktor keselamatan kerja : umumnya bersifat langsung
Faktor kesehatan kerja : menyangkut jangka panjang
  • Pertimbangan eris pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja?
  • Sangkalan / pembelaan diri dari perusahaan
    • Kecelakaan atau kerugian si pekerja tidak secara langsung disebabkan oleh perusahaan
    • Si pekerja menerima resko kerja denga sukarela

Etika Utilitarianisme Dalam Bisnis


Analisis Keuntungan dan Kerugian :
-         Dalam Etika Utilitarianisme, manfaat dan kerugian selalu dikaitkan dengan semua orang yangterkait, shg analisis keuntungan dan kerugian tidak lagi semata-mata tertuju langsung pada keuntungan bagi perusahaan.
Analisis keuntungan dan kerugian dalam kerangka Etika bisnis:
  1. Keuntungan dan kerugian, cost and benefits, yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan.
  2. Analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang.
  3. Analisis keuntungan dan kerugian untuk jangka panjang
                             
Kelemahan Etika Utilitarisme :
  1. Keuntungan dan kerugian, cost and benefits, yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan.
  2. Analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang.
  3. Analisis keuntungan dan kerugian untuk jangka panjang
  4. Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan yg tidak sedikit
  5. Etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.
  6. Etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang
  7. Variabel yg dinilai tidak semuanya dpt dikualifikasi.
  8. Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dlam menentukan proiritas di antara ketiganya
  9. Etika utilitarisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas.

Bisnis dan Etika


             Etika adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan ”kebaikan (rightness)” atau moralitas (kesusilaan) dari kelakuan manusia. Kata etik juga berhubungan dengan objek kelakuan manusia di wilayah-wilayah tertentu, seperti etika kedokteran, etika bisnis, etika profesional (advokat, akuntan) dan lain-lain. Disni ditekankan pada etika sebagai objek perilaku manusia dalam bidang bisnis.
            Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisnis yang dijalankan. Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya.

Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pengendalian Diri
            Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masingmasing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang atau memakan pihak lain dengan menggunakan keuntungan tersebut. Walau keuntungan yang diperoleh merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etik".
2. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
            Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. Tanggung
jawab sosial bisa dalam bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, pemberian latihan keterampilan, dll.
3. Mempertahankan Jati Diri
            Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis. Namun demikian bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.
4. Menciptakan Persaingan yang Sehat
            Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5. Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan"
            Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi" lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.
6. Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
            Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.
7. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
            Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "katabelece" dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait.
8. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan Pengusaha
            Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada sikap saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.
9. Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama
            Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada "oknum", baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.
10. Memelihara Kesepakatan
            Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa Memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis. Jika etika ini telah dimiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.
11. Menuangkan ke dalam Hukum Positif
            Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi" terhadap pengusaha lemah. Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini. Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu akan dapat diatasi.

Sebuah Profesi Etis ?


-          Etika Terapan
Secara umum Etika dibedakan menjadi dua, yaitu  :
  1. Etika Umum
Etika Umum merupakan sesuatu berbicara mengenai norma dan nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi manusia untuk bertindak secara etis, bgmn manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika, lembaga-lembaga normatif dan semacamnya.
b.      Etika Khusus
Etika Khusus merupakan  penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar dalam bidang kehidupan yg khusus.
       Metode etika terapan :
  • Adanya sikap awal : suatu sikap yang bisa pro, kontra atau netral saja tentang masalah-masalah tertentu.
  • Perlu informasi yang memadai dan relevan tentang topik itu.
  • Perlu berpegang pada norma-norma moral yang relevan dengan topik itu
  • Proses pembahasan harus mematuhi tuntutan logis rasional


-          Etika Profesi
  • Etika profesi = Keseluruhan tuntutan moral yang harus ada dalam pelaksanaan sebuah profesi.
  • Secara konkret hal itu terwujud dalam kode etik = kumpulan kewajiban yang mengikat para profesional dalam parkteknya.
  • Memiliki idealisme tinggi dan realistis, yaitu sikap dan tindakannya dilandasi oleh motivasi untuk mau melaksanakan hal-hal yang luhur menuju profesi luhur.


-          Menuju Bisnis Sebagai Profesi Luhur

Profesi pada umumnya
  • Pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan kelompok
  • Sebagai sumber utama nafkah hidup
  • Mengandalkan ketrampilam atau keahlian khusus
  • Melibatkan pribadi secara mendalam

Profesi Khusus / luhur
  • Hakekatnya : Penngabdian dan pelayanan kepada masyarakat
  • Dijalankan sebagai panggilan
  • Contoh : dokter, pengacara, dan lainnya.
           
Ciri-ciri profesi (terutama profesi luhur)
  • Memiliki kemampuan yang dituntut untuk itu
  • Memilih kaidah dan standar moral yang tinggi
  • Mengutamakan pengabdian kepada masyarakat
  • Ada izin khusus untuk pelaksanaannya
  • Menjadi anggota suatu organisasi profesi

Kaum profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berbeda diatas rata-rata.

Prinsip –prinsip etika profesi
      Sikap tanggung jawab :

  • Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan hasil-hasilnya
  •  Terhadap dampak dari pofesi itu untuk kehidupan orang lain dan lingkungan masyarakat pada umumnya.

      Hormat terhadap hak orang lain (menjunjung tinggi keadilan)
      Memiliki otonomi dalam menjalankan profesinya.